Gimana sih cara bilangnya? Kalau bilang nanti tersinggung gak ya orangnya? Aduh, ini peer banget ya! Tak jarang kita menghadapi orang yang 'sensitif' perasaannya atau merasa sungkan karna orang yang kita hadapi adalah orang yang kita hormati dan sayangi, sehingga kita malah enggan mengkomunikasikan masalah serta terpaksa mengambil resiko dengan memendam permasalahan karna takut menyinggung perasaan orang tersebut.
Lalu gimana dong caranya? *putus asa sambil mencakar-cakar dinding* . Tenang, Gaes! Ada caranya looh. Yuk simak artikel berikut ini dengan baik-baik.
0 Comments
Halo teman-teman. Apa kabarnya nih? Sudahkah anda move on hari ini? Belum? Apa? Wah gawat nih.. Mungkin sebagian dari kalian yang baca ini sudah coba beragam cara. Sudah mencari tips kesana kesini untuk bisa move on dengan cepat. Sampai nangis terus. marah-marah terus. uring-uringan terus. Nah, kami tahu banget nih apa yang kalian perlukan untuk bisa move on. Maka dari itu, dengan senang hati kami kasih tau nih tips untuk move on dengan tepat. Langsung aja check this out: Oke gaes semua sepakat bahwa memaafkan adalah aktivitas yang lebih mudah dikatakan ketimbang dipraktekkan. Tapi ya namanya juga pendewasaan diri, hal-hal yang menyakitkan sejatinya penggemblengan diri agar menjadi jiwa yang damai, sehat dan bahagia. Semua ada resikonya tapi worthed kok dilakukan.
Sebab itu mulailah berupaya untuk bisa memaafkan. Prinsip dasar memaafkan adalah bergantung pada reaksi dan spontanitas kita yang jauh lebih baik (bahkan positif) terhadap peristiwa terkait setiap kali bersinggungan, kemudian tidak lagi menilai bahwa hal tersebut menyakitkan atau menyedihkan, dan tentu tidak lagi mengungkit-ngungkitnya. Setelah bersemedi di gua Filosofi Ruang Hati dan kecipratan insight dari Suhu Zein Permana, ada loh kiat kongkrit untuk memaafkan. Berikut ini adalah caranya: Jika sesuatu terjadi kemudian tidak sesuai harapanmu, bagaimana reaksimu? Tak jarang reaksi tidak tepat membuat masalah jadi lebih rumit padahal persoalannya sepele banget. Kok bisa begitu ya? Tahu gak sih bahwa semua kembali pada kemampuanmu dalam mengatasi masalah dan cara berkomunikasi. Dunia psikologi sering menyebutnya problem solving atau kemampuan mengatasi permasalahan. Keterampilan dalam mengatasi permasalan juga bisa diasah dengan melakukan 4 tahapan mengatasi masalah di bawah ini. Sebelum memulai 4 tahapan tersebut, Kamu harus sudah bisa memahami dan membedakan antara mana perasaan dan mana kenyataan pada permasalahan yang dihadapi. Supaya kamu gak keder dan bingung, baca artikel pada tautan ini : Yuk, Cerdas Membedakan Antara Kenyataan dan Perasaan. Jika kamu sudah bisa membedakan realitas faktual dan realaitas psikologis kemudian… 4 Tahapan Mengatasi Masalah Perasaan diantaranya: Berkaitan dengan artikel tentang penjelasan toxic relationship dan juga tentang contoh pengalaman toxic, sekarang kita akan bahas gimana tipsnya. Ini menjawab banyak pertanyaan semacam: “kang, aku tuh punya pacar yang udah lama sama aku, tapi dia tuh sering kasar..” “dia tuh sering melarang aku..” “dia tuh suka ngancem kalo aku minta putus..” Kalian lahir dari cinta dan kasih sayang bapak dan ibu, Mama Papa, Mami Papi, Ayah Bunda, Umi abi kalian yang tentunya sudah sangat menjaga kalian baik-baik. Masa kalian mau terima aja sih ketemu sama orang yang baru kenal kalian di sekolah, di pergaulan, di kuliahan, atau mungkin kenalnya lewat sosmed. Terus dibikin nyaman, terus mau aja gitu disakitin? Kalian bukan tercipta buat disakitin. Kamu tuh gabisa diginiin. 9 bulan dikandung, dilahirin, dibesarin, masa begitu ketemu orang asing seenaknya disakitin. Lalu untuk kalian yang pada akhirnya merasa sudah lelah dengan semua itu, dan mau melangkah tapi bingung gimana langkah pertamanya, mungkin kalian bisa melakukan beberapa langkah berikut: Tidak melulu mulus, hubungan dengan orang terdekat seringkali menjadi runyam akibat salah paham atau miskomunikasi, bahkan itu terjadi karena persoalan sepele. Terlebih masalah menjadi kian buruk jika kita keliru mempersepsikannya. So, di sini kamu perlu membedakan antara kenyataan dan perasaan. Tahukah kamu semua kejadian yang kamu hadapi/ alami tidak terlepas dari kemampuanmu berpersepsi? Persepsi adalah aktivitas / proses memaknai ‘dunia’. ‘Dunia’ meliputi dua hal yang tidak bisa dipisahkan, yaitu: kenyataan dan perasaan. Pendek kata, setiap masalah yang terjadi akan lebih mudah teratasi jika kita bisa membedakan mana kenyataaan dan mana perasaan. Jangan Keliru, Kenali dan Bedakan antara Kenyataan dan Perasaan dalam setiap masalahmu! |
PhilosopherPhilosopher adalah anggota Filosofi Ruang Hati yang berkontribusi melalui karya dan prestasinya Archives
February 2021
Categories |