Haloo... Apa kabar semuanya?
Semoga sedang dalam keadaan yang baik tanpa kurang suatu apapun ya. Saat ini dunia sedang dihadapkan dengan pandemi corona yang tentunya membuat khawatir, dan membuat kita mau tak mau dihadapkan pada social distancing dan berdiam di rumah tentunya. Nah, kali ini admin akan memberikan kalian rekomendasi web series atau serangkaian video episodik atau serial yang tayang di platform penyedia layanan video digital. Tanpa berlama-lama, yuk kita cek ada apa aja..
0 Comments
Perpisahan Memang Meninggalkan Duka, tapi Perjalanan Baru Siap Menyambut Kita Dengan Jutaan Suka6/3/2020 Aku mau cerita tentang kisah cinta yang pernah Aku jalin saat Aku menduduki bangku SMP, tepatnya saat kelas 9. Ini adalah hubungan romantis pertama yang Aku jalin. Entah kenapa Aku menerima orang ini menjadi kekasihku, padahal sebelumnya Aku menolak beberapa orang yang mengutarakan perasannya dan mengingankanku untuk jadi kekasihnya.
Tapi, Aku bersyukur atas kejadian ini. Karena semenjak itu Aku jadi bisa sangat menyayangi diriku sendiri. Iya diriku, bukan dia yang justru jadi kekasihku. Hah? Kok jadi malah sayang sama diri sendiri? Oke, jadi gini… Hubungan kami pada awalnya baik-baik saja, yah berjalan seperti hubungan pada umumnya. Cerita cinta SMP yang tidak begitu menarik, hanya bertemu ketika berpapasan di koridor kelas saja. Sampai kemudian kami lulus dan masuk ke SMA yang sama. Aku tidak menyadari kalau dia ingin berada di sekolah yang sama adalah karena ingin mem-protect Aku. Semua masih berjalan normal sampai kemudian kita memasuki masa sekolah di SMA. Kelas X, Dia mulai sering cemburu dengan semua aktifitasku. Dengan ke bucynanku, Aku tidak mencoba melepaskan diri dari kecemburuan-kecemburuannya. Kelas XI, dia mulai protektif terhadap semua kegiatanku, dan ini selalu saja menjadi bahan untuk pertengkaranku. Basket lah, OSIS lah, dan masih banyak kegiatan lainnya. Beberapa temanku menyarankan supaya Aku berhenti mengikuti kegiatan OSIS dan mengikuti keinginan dia. But, hey! Aku nggak mau dong masa mudaku flat, gitu-gitu aja tanpa pengalaman seru dari OSIS dan basket. Daripada Aku melepaskan keorganisasianku, Aku lebih memilih untuk pasang badan dan bertengkar dengannya. Terus kenapa gak milih untuk putus saja? Hm… Tidak semudah itu ferguso. Aku sama sekali nggak kepikiran untuk putus karena dia kasar. Kasar banget. Pernah ketika marah yang dia lakukan adalah memukul, melempar bubur, melempar kursi kayu, menabrakkanku ke angkot, membenturkanku ke tembok, melepar helm, bahkan sampai memukul dengan tangannya sendiri. Terus gimana perasaanku? Lelah? Sudah jelas, jangan ditanya lagi. Tapi pada saat itu Aku gak tau harus minta tolong sama siapa, Aku terlalu takut sama dia dan Aku takut dimarahi orang tua kalau sampai orang tuaku tahu. Karena keinginanku yang kuat untuk berorganisasi dan memiliki banyak pengalaman, Aku rela memar di wajah dan badan pada saat itu. Sampai akhirnya menginjak semester 2 kelas XI, Aku mencapai puncak kelelahanku untuk bertengkar dengannya. Aku ingin latihan basket dan Aku ingin lepas dari Dia. Tapi yang terjadi justru Aku malah dipukuli oleh Dia, saat itu posisinya dilantai 2 kelasku. Untung saja Aku memiliki concealer yang bisa menyamarkan lebam di wajahku. Kemudian Kakak senior dan teman laki-lakuku membantu untuk memisahkan pertengkaran kita. Aku diamankan dan dia diancam oleh teman laki-lakiku untuk tidak lagi memukuliku. Kemudian aku pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Di tengah perjalanan itulah kemudian aku berpikir “Ayahku susah payah bekerja untuk membahagiakan aku. Sementara ada orang lain yang dengan beraninya menyakitiku secara fisik”. Sejak itu aku meniatkan dalam hati untuk bisa move on demi Ayahku. Aku kemudian memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Aku mulai menunjukkan wajahku yang lebam, tidak lagi ditutupi concealer. Aku juga kemudian meminta sahabatku untuk selalu mendampingiku kemanapun. Bukan apa-apa, Aku hanya ingin ada orang yang membantuku untuk tidak lagi kembali kepadanya. Sepertinya, kalau saat itu Aku gak didampingi, mungkin saat ini Aku belum terbebas dari jeratan toxic relationship yang sangat menyiksa itu. Selain itu, Aku juga mulai menyibukkan diri dengan berolahraga dan berkaraoke dengan sahabat-sahabatku. Pokoknya semua kegiatan yang mengalihkanku dari pikiran tentang lelaki itu. Tapi sebenarnya, yang paling memotivasiku untuk bisa benar-benar keluar adalah Ayahku. Ayah yang sangat menyayangiku. Aku tidak mau menyerahkan diriku pada laki-laki yang sama sekali tidak menghargaiku, dan Aku tidak mau terus-terusan stay di hubungan yang sama sekali tidak membuatku bahagia. Untuk kalian yang masih terjebak toxic relationship : Please, please, pleaseeeeee Nikmati masa muda kalian, berkarya, cari pengalaman, jalanin hobi, bahagiakan orang sekitar. Kalaupun kamu memilih laki-laki, jangan sampai menggadaikan masa muda. Jangan takut patah hati untuk ninggalin orang yang salah. Masih ada kebahagiaan yang menunggu kita. -R, 24 Tahun |
PhilosopherPhilosopher adalah anggota Filosofi Ruang Hati yang berkontribusi melalui karya dan prestasinya Archives
February 2021
Categories |