Cerita berawal dari Aku –panggil aja Bunga- yang pada saat akhir semester 1 sedang mencari pekerjaan. Aku bertemu dengan lelaki -sebut saja Bambang-, yang menawarkan sebuah pekerjaan untukku. Awalnya, Aku hanya menganggap Bambang sebagai orang yang menawariku pekerjaan, karena memang begitu kenyataannya. Namun ternyata Bambang ini terus-menerus mengirimkan chat dan mengajakku berkenalan, bagiku ini aneh. Sampai seminggu kemudian, Bambang mengajakku untuk ‘berpacaran’. Awalnya Aku ragu, karena Aku merasa ‘Kok cepet banget, aneh banget, baru juga kenal beberapa minggu sudah mengajak berpacaran”. Namun perilaku Dia tampak meyakinkan. Dia berjanji bahwa Dia bersedia menunggu sampai Aku selesai kuliah, dan Dia juga akan mendukungku dalam mewujudkan cita-cita. Berkat janji-janji manis tersebut, Aku akhirnya menerima ajakan Dia berpacaran, karena ya janji itu tampak sangat meyakinkan bagiku. Sampai kemudian.... Jeng..Jeng.. Jeng..
Beberapa minggu setelah berpacaran, Aku mendapati bahwa Dia sudah mempunyai pacar. And you know what? Dia bilang kalau wanita itu adalah ‘mantannya’. Mendengar jawaban Dia yang bilang kalau itu hanya mantannya, Aku tidak tinggal Diam. Aku mulai mencari informasi tentang wanita itu, sampai Aku mendapatkan nomor teleponnya. Aku kemudian memberanikan diri untuk menghubungi wanita ini, dan.. jawaban wanita ini sangat mengejutkanku. Wanita ini bilang kalau Dia adalah calon istri Bambang. BOOM! Aku kaget bukan main. Namun dengan keukeuh, Bambang tidak mengakui itu. Satu minggu kemudian, ada wanita lain –Aduh, wanita mana lagi ini- yang mengaku bahwa ia adalah pacarnya Bambang, sudah dilamar, dan saat itu sedang hamil. Namun wanita ini tidak memiliki bukti apa-apa. Entah apa yang Aku pikirkan pada saat itu, bukannya memutuskan hubungan, Aku malah menahan rasa sakit hati dan memilih untuk mempertahankan hubunganku, bagaimana pun caranya. Lalu Bambang dengan polosnya malah memberiku syarat. Kalau Aku bisa lebih perhatian dari kedua wanita itu, Dia akan lebih memilihku. But wait..? Kan Dia ya yang bikin masalah kok malah Dia yang bikin syarat? Tapi pada akhirnya Aku tetap mengiyakan syarat yang Dia berikan. Sampai akhirnya hubungan kami membaik. Tapi...Ternyata... Setelah Aku melakukan apa yang Dia minta dan hubungan kami mulai membaik, DIA TETAP TIDAK MENINGGALKAN SATU WANITA PUN J, dan lagi-lagi Aku tidak memutuskan hubungan itu, melainkan tetap melanjutkannya. Amazing! Suatu hari, tiba-tiba Dia bercerita kalau dompetnya hilang. Dia meminta tolong untuk memblokirkan ATM dan membuatkan surat kehilangan. Pada saat itu Aku percaya lalu Aku datang untuk antar Dia ke Bank. Tapi... Ternyata... (Banyak banget deh tapi ternyata-nya. Well, karena memang banyak hal yang mengejutkannya. So, yhaa. Just enjoy the story). Dia hanya memanfaatkanku untuk kabur dari rumah. Lalu Dia bawa Aku ke hotel. Aku dikurung disana. Handphone dan kunci motor Dia yang pegang. Dia janji akan mengantarjanku pulang pada saat Isya tapi ternyata sampai malam pun Aku tidak kunjung diantarkan. Sampai kemudian keluarganya mencari Dia dan menemui kami di hotel. Keluarganya datang dan menggedor pintu kamar hotel tapi Bambang tidak mau membukanya. Aku kemudian berinisiatif membuka pintu tersebut tapi Dia langsung menarik tanganku dan membekapku dengan bantal. Setelah kejadian itu Dia tetap tidak mengantarku pulang saat pagi, tapi malah membawaku ke tempat wisata. Aku lupa nama tempat wisatanya, tapi yang jelas itu melewati gunung. Belum sampai ke lokasi, kami mengalami kecelakaan yang Aku rasa itu adalah disengaja. Pada kecelakaan itu, kondisi badanku tertimpa oleh motor tapi Dia malah diam saja dan yang membantu Aku justru warga sekitar. Dia melarangku untuk mengabari keluargaku. Dia merebut handphone ku dan justru malah mengabari seorang wanita –sebut saja Mawar-, yang adalah pacarnya yang lain. Iya itu, yang Dia bilang akan ia tinggalkan tapi ternyata tidak. Akibat kecelakaan itu, laptop dan handphone ku rusak. Motor juga ikut rusak namun untungnya diperbaiki oleh seseorang yang menolong kami. Pukul 3 sore kami baru pulang. Itu pun tidak langsung pulang, Dia malah mengajakku mampir ke beberapa tempat dan mencari-cari alasan. Sampai akhirnya aku diantar pulang oleh dia dan temannya. Saat itu Aku sampai di rumah pukul 7 malam. Dia bilang kepada orang tuaku kalau Aku kecelakaan ditabrak oleh orang lain sampai Aku luka parah dan ban motor bengkok membentuk angka 8. Padahal motorku tidak seburuk yang diceritakan dan Aku tidak luka separah yang diberitakan. Orang tuaku merasa aneh dengan apa yang Dia katakan. Lalu Dia bilang kepada orang tuaku kalau Dia adalah pacarku dan Dia memiliki niatan serius kepadaku. Orangtuaku pada saat itu mengiyakan ucapan Bambang, karena orangtuaku merasa kalau Dia sudah membantuku. Setelah kecelakaan itu, Dia menghilang begitu saja. Dia bilang sudah tidak mau lagi berhubungan denganku. Lalu Aku mencari Dia ke rumahnya namun ternyata Dia belum juga pulang. Akhirnya Aku bertemu dengan orangtuanya. Orangtua Dia bercerita tentangnya yang suka kabur dari rumah. Ibunya terlihat baik dan sepertinya beliau menyayangiku. Ibunya bilang, kalau Aku bisa bawa Dia pulang, beliau akan mendukung hubunganku dengannya. Ibunya ini tidak menyukai wanita yang Mawar itu. Sampai kemudian Dia pulang dan akhirnya hubungan kami membaik. Tapi anehnya, Dia malah jadi menunjukkan sifat posesif. Kalau Aku tidak membalas chat sebentar saja, Dia langsung marah dan menuduhku yang tidak-tidak. Terlebih, Aku harus mengunjungi rumahnya tiga kali seminggu, dan bodohnya Aku menuruti kemauan Dia itu. Sementara Aku dituntut untuk menuruti kemauan Dia, Dia tetap tidak memutuskan wanita lain, padahal Dia sendiri yang menjanjikan akan meninggalkan wanita lain jika aku menuruti semua kemauannya. Dia ternyata masih suka berhubungan dengan mantannya, dan hal itu menimbulkan konflik dalam diriku. Sudah mengekang dan mengatur ini itu, eh masih juga menyakitiku dengan tidak meninggalkan wanita itu. Saking tidak tahan dengan keanehannya Dia, Aku sampai memutuskan untuk mencari psikolog secara online. Kemudian Aku menemukan akun Pak Zein Permana. Aku lalu menghubungi beliau melalui whatsapp untuk menceritakan kisahku. Oleh beliau, Aku disarankan untuk mencari teman yang bisa Aku jadikan tempat curhat dan akan menjadi support system bagiku. Ketika Aku membaca salah satu highlight story di instagram @zeinpermana tentang hubungan baik, Aku baru tersadar kalau ternyata hubungan yang Aku jalani selama ini tidaklah baik dan malah merusak hubunganku dengan keluarga dan teman. Seperti yang dikatakan dalam highlight story tentang toxic relationship, Aku merasakan sendiri bahwa untuk bisa keluar dari sebuah toxic relationship ini sangat sulit. Setelah putus selalu balik lagi bahkan setelah Aku tahu kalau Dia itu selingkuh. Lalu sampailah Aku pada titik dimana Aku mulai memberanikan diri untuk tidak mempedulikan Dia lagi. Dia kemudian memutuskan hubungan kami, meskipun beberapa minggu setelah itu Dia meminta untuk kembali lagi. Dan...dengan bodohnya Aku menerima –lagi- ajakan Dia itu. Parahnya, Dia semakin menjadi-jadi, tetap selingkuh dan sekarang ibunya tidak lagi mendukung Aku. Sebaliknya, beliau justru malah menyalahkan Aku, tidak mendukung kuliahku dan mendesak Aku untuk menikah dengan anaknya. Aku menolak desakan ibunya untuk menikah karena meskipun Dia memiliki banyak harta, jika orangtuaku tidak merestui Aku tidak akan menerima desakan tersebut. Lalu Aku menjelaskan kepada beliau kalau yang Aku cari bukan lelaki yang sekedar memiliki harta, hal itu bukan menjadi pertimbangan utama karena toh Aku bisa mandiri secara finansial. Karena Aku diajarkan untuk mandiri tanpa harus meninggalkan tugas utama sebagai perempuan. Akhirnya kami pun putus. Putus kali ini benar-benar membuatku sedih. Sedih bukan karena Aku akhirnya harus benar-benar berpisah dengan Dia, melainkan karena ibunya memfitnah Aku bahwa Aku adalah orang yang meminta anaknya untuk mengambil uang orangtuanya untuk bersenang-senang. Padahal, Aku sama sekali tidak memiliki niat seperti itu. Kejadian-kejadian yang Aku alami sempat membuatku trauma, terutama ketika melihat mobil HRV. Aku teringat kejadian di hotel saat Aku dikurung waktu itu. Untuk mengatasi trauma tersebut, Aku sampai memberanikan diri mengikuti praktek mahasiswa profesi psikolog. Sekalian konsutasi gratis, pikirku. Tapi tetap traumaku tidak hilang. Lalu ikut konsultasi secara online juga, dan Aku disarankan untuk mengontrol emosi sehingga Aku bisa mengurasi rasa takut dan gemetar saat melihat mobil dan hotel tersebut. Aku juga menghubungi pak Zein, dan beliau menyarankanku untuk mengikhlaskan. Dari situ Aku mencoba untuk memaafkan dan mengikhlaskan apapun yang sudah mereka lakukan. Setelah itu, aku merasa lebih bebas. Aku kemudian mencoba untuk memperbaiki hubungan dengan teman-temanku lagi, membuka pertemanan baru, mempererat hubungan dengan keluarga, terutama dengan ibu. Tanpa terasa Aku sampai dititik dimana Aku merasa sangat lega, bahagia tanpa bayang-bayang mantan, dan sudah tidak gemetar saat melihat mobil yang Aku sebutkan tadi. Oh iya, pola hubunganku yang sangat buruk ini berhasil membuat IP ku turun selama dua semester. Temanku juga bilang kalau selama itu Aku terlihat murung, tidak bersemangat, dan selalu cemberut. Tapi, Alhamdulillah sekarang Aku sudah bisa senyum, tertawa, dan bahagia. Teman-temanku sampai heran melihat perubahanku yang lebih baik ini. Aku bersyukur dengan kejadian ini karena ternyata Alloh Swt mewujudkan doaku untuk menjauhkanku dari orang-orang yang tidak baik bagiku. Alloh Swt menunjukkan hal tersebut sebelum Aku melangkah lebih jauh. Masalah ini membuatku semakin dewasa dan mendapatkan banyak pelajaran. Semoga, teman-teman selalu dilindungi oleh Alloh Swt dengan menjauhkan teman-teman dari orang-orang yang tidak baik. Aamiin. Ini ceritaku, bagaimana ceritamu? Baca Juga: I lose you, but i find my self Kalau memang serius, datangi saja orangtuaku
0 Comments
Leave a Reply. |
PhilosopherPhilosopher adalah anggota Filosofi Ruang Hati yang berkontribusi melalui karya dan prestasinya Archives
February 2021
Categories |