Ini adalah cerita pengalaman hubungan yang pernah Aku jalani selama kurang lebih satu tahun. Mari kita sebut hubungan ini sebagai pacaran. Seperti pacaran pada umumnya, Aku menjalani hubungan ini seperti biasa. Ya seperti kebanyakan orang yang pacaran. Pada awalnya Aku merasa biasa saja dengan hubungan ini, tidak ada yang salah. Tapi lama kelamaan Aku merasa tidak nyaman, karena ternyata semakin lama pasanganku ini semakin mengatur ini itu. Tidak boleh dekat dengan lelaki lain lah, kalau mau pergi kemana-mana harus laporan lah, kalau berpenampilan harus feminin lah, dan aturan-aturan lain. Aku pada dasarnya memang tidak suka diatur, apalagi oleh orang yang ‘bukan siapa-siapa’. Maksudnya tidak ada ikatan resmi secara halal gitu. Sampai akhirnya Aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan tersebut. Setelah putus, Aku justru malah menyukai seseorang yang adalah kakak kelasku di sebuah tempat les. Aku menyukainya karena menurutku dia adalah sosok yang baik terutama kepada orang tuanya, sampai kemudian Aku merasa kecewa oleh suatu hal dalam dirinya.
Semenjak itu, Aku memutuskan untuk move on. Aku mengikuti banyak kegiatan yang menurutku bermanfaat, mengikuti komunitas, dan meningkatkan kualitas ibadahku. Usaha yang Aku lakukan itu akhirnya membuatku berhasil move on. Aku menganggap hal ini sebagai cara untuk mencintai diri sendiri. Bagiku, mencintai diri sendiri membuatku menjadi lebih bersyukur. Pesanku, hati-hati dengan cinta. Jangan sampai jatuh cinta kepada orang yang salah apalagi orang yang belum ‘halal’. Karena belum tentu orang tersebut akan menjadi jodoh kita. Sampai kamu menemukan orang yang tepat, yang patut kita cintai adalah Alloh Swt, Rasulullah saw, dan tentunya diri kita sendiri. So, love yourself, because you are more valuable than your past. P, 20 Tahun.
0 Comments
Leave a Reply. |
PhilosopherPhilosopher adalah anggota Filosofi Ruang Hati yang berkontribusi melalui karya dan prestasinya Archives
February 2021
Categories |