Sebelumnya di beberapa artikel lain atau di bahasan-bahasan filosofi ruang hati, sering kita dengar istilah support system. Tapi apa sih support system itu? Support system berarti sistem dukungan. Sistem adalah seperangkat komponen yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan dalam support system tidak lain adalah dukungan itu sendiri. Contohnya apa nih? Misalnya seseorang yang dirawat. Sakitnya cukup parah sehingga membutuhkan alat-alat dari rumah sakit untuk membantu kesembuhannya. Dokter dan para perawat hadir untuk memberikan pelayanan kesehatan. Teman teman dan keluarga pun memberikan dukungan moril. Semua unsur tersebut menjadi support system untuk memberikan dukungan demi kesembuhan orang tersebut. Kenapa sih manusia butuh support system? Sebab sebagai makhluk sosial manusia butuh dukungan. Dukungan yang diberikan dapat bersifat moril maupun materi.
Kapan sih Support system ada? ternyata support system sudah ada bahkan sebelum kita lahir ke dunia dan hebatnya, support system terus kita butuhkan hingga akhir hayat. Contohnya saat kita dalam kandungan, ada ibu yang mengandung kita serta orang-orang yang menanti kelahiran kita di dunia. Setelah kita lahir kasih sayang dari orang tua, keluarga, dan orang-orang tercinta bertumpah ruah. Kita hidup dengan cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang menjadi support system. Berlanjut hingga kita remaja, dewasa, hingga penghujung usia. Orang-orang yang menyayangi kita akan terus hadir untuk memberikan dukungan bagi kita. Relasi bisa memberikan fungsi bagi orang lain untuk memberikan manfaat bagi kita. Tapii, apa yang sudah kita berikan kepada orang lain? Relasi itu tentang saling memberi, bukan apa yang kita bisa dapat semata. Kita berperan menjadi support system bagi orang lain sebagaimana orang lain adalah support system bagi kita. Hakikat dari relasi adalah support system itu sendiri. Relasi yang sehat adalah relasi yang mendukung kita untuk berkembang dan menebar manfaatnya seluas-luasnya bagi sesama. Menjadi support system untuk terus berkarya dan berprestasi. Lalu apa jadinya kalau kita tak punya mempunyai support system? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, yuk kita pahami apa yang menyebabkan terkadang kita merasa tidak memiliki support system. Hal ini karena kita sering merasa kecewa dengan respon orang lain yang tidak sesuai harapan kita. Misalnya kita berharap orang lain mendengarkan curhatan kita tapi kita merasa tidak dipedulikan. Atau contoh lainnya saat kita berharap menjadi bagian komunitas tertentu namun kita merasa gagal untuk membina relasi positif dengan komunitas tersebut. Kekecewaan yang kita alami itu bisa membuat kita merasa sepi, merasa tidak ada yang bisa menemani, memahami, dan menjadi sandaran bagi kita. Adakah yang mengalaminya? ada? Nah kalo ada, sekarang kita paham nih penyebabnya sekaligus solusinya, adalah kurangi berharap dan mulailah action dengan memberikan manfaat kepada sekitar. Kang, jadi kita udah gapunya harapan? gak boleh mikir positif lagi? bukan gitu. harapan tentu bisa tetap ada, hanya saja kita lebih realistis aja. jangan berpikir kejauhan. Well.. Kita telah memahami bahwa hakikat dari relasi adalah bagaimana kita menjadi support system bagi orang lain, berfokus pada apa yang bisa kita beri pada orang lain. Orang lainpun akan memberikan respon dan feedback positif. Jika kita merasa diacuhkan oleh orang lain padahal kita telah berbuat banyak kebaikan padanya? Ikhlaskanlah. Setidaknya perbuatan baik yang kita lakukan telah menaikkan derajat kita sebagai manusia. Dan pastinya.. Tuhan tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi hambanya yang berbuat kebaikan, bukan? Sekian penjelasan dari kami. semoga bisa membantumu untuk mencerahkan harimu ya. [Aji]
0 Comments
Leave a Reply. |
PhilosopherPhilosopher adalah anggota Filosofi Ruang Hati yang berkontribusi melalui karya dan prestasinya Archives
February 2021
Categories |