Hi, fellas! Apa kabar kalian? Semoga sehat dan bahagia selalu, ya! Ngomong-ngomong,pernah denger sama istilah ‘Quarter-Life Crisis’ ? Quarter-life crisis itu adalah perasaan khawatir individu yang umumnya berada pada usia 20-an karena adanya ketidakpastian di hidup maupun mengenai karier, relasi, ataupun kehidupan sosial (Fischer, 2008). Rasanya di masa muda yang harusnya banyak tenaga dan lagi semangat-semangatnya buat beraktifitas… kok kita malah ngerasa madesu gitu, ya? Boro-boro semangat. Buat bangun tidur aja rasanya gak mood. Ujung-ujungnya scroll linimasa sosmed lagi ampe lupa waktu. Awalnya mungkin kerasa asik-asik aja, tapi lama kelamaan juga kesel gitu, kok gak produktif? Duh… harusnya kan aku produktif...harusnya begini… tapi kok gitu... Dan rasanya juga susah buat share maupun ngobrolin tentang yang kita rasain, karena kadang suka tiba-tiba gatau apa yang mau disampein? Terus, ah, mungkin udah jenuh juga sama respon yang dikasih. Ujung-ujungnya ‘Ah, sieta mah teu ngartieun’ (ah, dia mah nggak ngerti). Eittss, Fellas. Daripada rusuh dan pusing dengan berharap mendapatkan respon terbaik dari pihak luar, kenapa gak kita coba mengedukasi diri kita biar lebih memahami kondisi diri kita saat ini? Hehe Berikut ada beberapa buku yang bisa kamu coba baca !
Buku ini rasanya udah kaya ‘selebriti’ di buku self-help. Kamu seenggaknya udah pernah denger, atau lihat buku ini dipajang. Nah, buku oren ini terkenal memang karena se-bagus itu. Mungkin beberapa orang yang baca judulnya sempet kepikiran kalo ‘Ah, nanti aku kebanyakan bodo amat kalau baca buku ini’. Eitss...tenang, Fernando. Buku ini justru berisi tulisan yang malah bakalan ngebantu kamu buat menambah pemahaman tentang ‘fase’, ‘masa’, atau ‘pengalaman’ yang sedang kamu alami di quarter-life crisis ini, dan nantinya kamu akan dibantu untuk memiliah mana kah hal yang harus kamu fokuskan, dan mana yang sebenarnya harus kamu bodo amat kan. Penulisan Mark Manson di bukunya juga membuat kita merasa sedang mendengarkan cerita dari teman dekat dan praktikal. Bikiin kita ngerasa lebih relateable ketika membacanya.
Buku Carlson ini berisikan bahasan dari tips-tips bagaimana kita seharusnya tidak membesarkan masalah kecil di dalam hidup dan mulai melibatkan diri kita untuk hidup disaat ini. Hmm… Memangnya masalah yang kita hadapi itu masuknya kategori kecil atau besar, sih ? Kok bisa disebut ada masalah kecil dan besar? Kalau kita ngerasa itu ngeganggu kita berarti udah jelas masalah, dong? Nah, buat cari tau lebih baik mulai baca buku ini aja. Siapa tau masalah yang kita hadapi ternyata bisa tidak dipermasalahkan?
Jawabannya ada di buku ini. Yap, Malcom Gladwel menjelaskan bagaimana terkadang intuisi kita begitu tajam. Bahkan hal-hal bisa terbukti benar atas dasar intuisi kita yang kuat. Hmm.. menarik ya untuk dibaca.
Didasari tekad dan mempelajari ilmu tersebut dengan sungguh-sungguh akhirnya ia membagikan ilmu-ilmu tersebut dan menerjemahkannya ke dalam filosofi teras. Sebuah buku yang diharapkannya dapat membantu orang-yang yang juga merasakan masalah-masalah yang memberatkan selama ini. Dengan menerjemahkan dan menyesuaikan dengan bahasa dan budaya indonesia, mudah mudahan buku ini bisa lebih diterima oleh kita ya. Ok, Fellas. Sejauh ini kita kasih segini dulu ya referensi bukunya, ya! Hehe. Buat kalian yang mungkin punya buku ‘andalan’ kalian yang dirasa membantu saat sedang ‘Quarter-Life Crisis, boleh banget komen dibawah! Because sharing is caring~ Semoga membantu! Hehe. Salam Hangat, admin. [Vera Amanda & Bayu Alamsyah]
0 Comments
Leave a Reply. |
PhilosopherPhilosopher adalah anggota Filosofi Ruang Hati yang berkontribusi melalui karya dan prestasinya Archives
February 2021
Categories |