Kita pasti udah enggak asing sama kalimat “Manusia adalah makhluk sosial, enggak bisa hidup sendiri”, dan kayanya kita udah denger kalimat ini bahkan sejak SD. Iya, memang benar, sebagai makhluk sosial manusia emang enggak bisa hidup sendiri. Manusia butuh orang lain, butuh hal lain untuk bisa menjalani kehidupannya. Enggak bisa tuh ngelakuin apa-apa sendiri. Contoh sederhana misalnya mau makan aja, manusia butuh orang lain. Oke lah bisa masak sendiri. Tapi kan bahan mentahnya tetep butuh orang lain untuk menyediakannya. Butuh beras dan tanaman yang di tanam sama para petani, atau butuh daging dari hewan-hewan yang disediakan para peternak. Bahkan, petani yang menyediakan beras aja masih butuh orang lain, butuh pupuk misalnya. Pokoknya semua orang membutuhkan orang lain untuk bisa menjalani kehidupannya dengan baik. Kenapa manusia sebegitu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya? Karena meskipun secara akal manusia adalah makhluk sempurna, manusia tetap memiliki kelemahan, keterbatasan, dan kekurangan dalam hal lain. Makanya manusia butuh orang lain buat memenuhi kebutuhannya.
Tadi itu gambaran umum tentang kenapa manusia membutuhkan orang lain dalam hal memenuhi kebutuhan fisiologis. Lebih jauh daripada itu, manusia juga membutuhkan orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Kalau menurut segitiga Maslow, kebutuhan yang lebih tinggi ini terdiri atas rasa aman, kasih sayang, penghargaan, dan aktualisasi diri. Sayangnya, enggak semua orang bisa membantu kita untuk memenuhi kebutuhan ini. Biasanya cuma orang-orang tertentu yang bisa memenuhi kebutuhan ini. Mereka ini yang kemudian disebut sebagai support system. Siapa aja yang bisa jadi support system? Yang pasti, orang terdekat. Bisa keluarga atau teman atau rekan kerja. Tapi apakah semua keluarga, semua teman, semua rekan kerja bisa jadi support system? Oh tentu tidak. Selain dekat, orang yang bisa jadi support system adalah orang yang bisa dipercaya, membantu mengatasi kesulitan kita, mendukung pencapaian tujuan kita, menyediakan apa yang kita butuhkan (baik secara materi atau emosional), menghargai pencapaian kita, dan tidak segan menegur kita bila melakukan kesalahan. Karena ada juga kan keluarga atau teman atau rekan yang enggak mendukung kita. Udah jelas bukan support kalau itu namanya. Terus apa untungnya kita punya support system? Seperti yang udah disebutkan tadi, manusia punya kelemahan, kekurangan, dan keterbatasan kan. Nah, kalau ada support system manusia jadi bisa punya kekuatan, kekurangan dan keterbatasannya ini bisa di imbangi sama orang lain. Terutama dalam keadaan krisis, stres, sedih, terpuruk, ah pokoknya titik terendah dalam hidup aja. Support system ini yang membantu kita buat bertahan, mengatasi kesedihan, mendengarkan curhatan, menguatkan, memberi dukungan sehingga kita bisa bangkit dari keterpurukan. Bahkan enggak jarang, support system ini ngasih saran dan masukan yang enggak kepikiran sama kita sebelumnya. Gimana caranya mencari atau mendapatkan support system yang tepat? Coba sekarang kamu inget-inget siapa aja keluarga, teman, dan rekan yang terdekat. Terus evaluasi, kira-kira siapa aja nih yang sekiranya bisa dipercaya, membantu mengatasi kesulitan kita, mendukung pencapaian tujuan kita, menyediakan apa yang kita butuhkan (baik secara materi atau emosional), menghargai pencapaian kita, dan tidak segan menegur kita bila melakukan kesalahan. Kamu bisa tuliskan di kertas kecil atau di note yang tersedia di handphone. Orang-orang yang memenuhi kriteria itulah yang bisa kamu jadikan support system. Kalo perlu, kamu boleh bilang ke orangnya langsung “Kamu mau enggak jadi support system-ku? Kalo aku butuh bantuan, boleh ya aku minta tolong ke kamu. Kalo aku salah kamu boleh negur aku. Kamu juga boleh kok minta tolong ke aku. Pokoknya kita saling jadi support system” Kalau malu untuk bilang ya enggak usah, yang penting hubungan support systemnya ini berjalan dengan baik. Tapi inget, jangan egois minta tolong ke orang lain terus tapi kamunya sendiri enggak mau dimintain tolong. Yang namanya system kan berarti saling. Kamu ditolong dia, kamu juga menolong dia. Jadi, sudahkah kamu memiliki support system yang tepat? Atau, sudahkah kamu menjadi support system yang tepat? [Nurul] Editor: [Bayu]
0 Comments
Leave a Reply. |
PhilosopherPhilosopher adalah anggota Filosofi Ruang Hati yang berkontribusi melalui karya dan prestasinya Archives
February 2021
Categories |