Pernah nonton avengers? Atau mungkin film-film dari Marvel Cinematic Universe lainnya yang juga masih berkaitan? Baiklah, kita gak akan promosi film itu atau mendukung film-film tentang jagoan itu, tapi sebagian orang mungkin sudah memahami atau merasakan atmosfer serupa dengan film tersebut. Pernah merasakan kalau punya kekuatan super itu menyenangkan? Membantu orang lain itu menyenangkan? Pernah kan? Aku juga begitu. Asyik ya rasanya ketika membayangkan dari tangan kita bisa keluar listrik, api, air, angin. Rasanya akan sangat memudahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Atau mungkin bisa memindahkan barang tanpa menyentuh? Lari dengan cepat atau berpindah tempat dalam sekejap? Membaca pikiran orang lain? Menyenangkan ya rasanya ketika punya suatu kelebihan dan bisa memaksimalkan hal itu. Aku terpilih sebagai Avengers itu. Bukan Avengers yang punya kemampuan yang aneh-aneh yang diluar batas logika ya. Aku masih makan nasi, masih buang air, dan masih sakit kalau badannya kebanting banting (Mengingat agak aneh kalo nonton film superhero kayak gitu. Aneh gak sih ngeliat manusia bisa segitu fokusnya adu jotos tapi gak ada yang sempet makan atau ke toilet gitu). Avengers versi kami disebut ‘Philosopher’. Siapa itu Philosopher? Kami adalah orang-orang dengan beragam latar belakang yang juga memiliki potensi dan keunikan masing-masing. Ada yang masih kuliah, ada yang udah kerja, ada yang udah berumah tangga, ada pria, dan ada wanita. Rumahnya pun tersebar, tidak di satu tempat. Kami dikumpulkan oleh ‘Nick Fury’ kami sendiri, Kang Zein Permana. Kang Zein ini matanya masih sehat dua duanya (Cuma minus aja kali ya kang? Intinya ngga ditutupin satu apalagi dua duanya), dan bukan orang yang terbiasa dar der dor nembak musuh atau lawan villain seperti Nick Fury di film. Hanya seorang biasa yang merasa miris melihat banyaknya problematika people jaman now mengenai relasinya. Baik relasi dengan teman, pacar, keluarga, dan lingkungan sekitarnya. Nah melihat hal itu, terpikirkanlah oleh beliau untuk membuat tim dalam menyelesaikan misinya. Seperti yang kita ketahui, Nick Fury butuh Avengers, Charlie butuh angelnya, dan tentu Kang Zein pun membutuhkan orang-orang yang bisa menjadi support system dalam mencapai misinya. Terus apa hal pertama yang dilakukan? Ketemuan lah. Seperti yang kita ketahui (atau Cuma aku doang gitu yang nonton Avenger?), Di film The Avengers yang pertama aja, si superhero yang masing masing udah punya kekuatan super gak bisa mencapai tujuan kalau belum satu visi. Iya kan? Masing-masing rudet sama masalah yang dibawa dari rumah. Si Hulk tempramen, si Captain pikirannya terlalu kolot, dan Tony juga ngerasa punya uang banyak. Thor? Dia ngerasa dewa dan lebih diatas yang lainnya. Si Black Widow pusing sebagai cewek sendiri, dan si Hawkeye, bingung harus gimana. Jadi tentunya harus briefing dulu. Kami ketemu perdana tanggal 4 April 2019 di foodcourt Lucky Square pagi-pagi. Aku datang duluan karena takut telat (soalnya dari luar kota). Nggak lama, akhirnya Pawangnya datang kemudian disusul yang lain-lainnya. Ngapain? Tentunya selain bahas visi misi kami dalam tim ini, kami juga menyadari bahwa kami juga perlu dibersihkan. Maksudnya ya, mungkin ada beberapa hal yang juga perlu dibenahi dalam diri supaya bisa lebih maksimal dalam pencapaian ini. Kami menikmati pertemuan ini. Seriusan deh. Boleh tanya mentari yang menembus jendela itu atau nanya si mamang yang bebersih disana. Ngga kerasa tiba tiba udah selesai aja. Bukan berarti obrolan kami kosong sih. Kami membahas banyak hal berkaitan dengan konsep relasi tapi dengan cara asyik yang banyak haha hehenya. Jangan dikira kepala kami ngga ngebul lho. Menyadari bahwa selain Thanos yang melenyapkan separuh populasi bumi, remaja-remaja dan another people yang masih terjebak dalam konsep relasi yang salah pun bisa menjadi ancaman yang menyamai hilangnya setengah populasi itu. Jangankan setengah, seisi rumah kamu atau seisi kelas di sekolah dan tempat kuliahan kamu juga bisa ‘lenyap’ lho kalo konsep relasinya salah dan masih penuh toxic. Maka dari itu, sekarang kami merancang banyak rencana untuk membantu kalian. Kalian juga bisa jadi Avengers itu kok. Gimana caranya? Mungkin itu ya yang terus menerus menuhin DM ke Kang Zein tuh. Nah, cara termudahnya itu ya kembangin potensi yang kalian miliki sekarang. Gak harus bener-bener kayak Avengers, tapi optimalkan potensi itu. Gimana cara memaksimalkan tuh? Yaa, tentunya jangan lupa untuk selalu baca-baca web dan media sosial kami, follow akun kami, ikutin kegiatan kami yang online maupun offline. Yakin deh, kamu bisa kebantu dalam menyelesaikan beban-beban di ruang hati kamu. Ohiya, kenapa filosofi ruang hati? Karena ruang hati merupakan hal abstrak dalam diri yang bisa mengontrol sikap kita. Lengkapnya, nanti ada penjelasan terpisah ya. Sekian dulu artikelnya. Jangan lupa untuk follow media sosial kami, dan kami sangat nunggu kalian, calon-calon ‘Avengers’ versi kalian sendiri yang mau sharing atau nanya nanya sesuatu. Baiklah, sampai jumpa di artikel berikutnya yaa! [Bayu]
0 Comments
Leave a Reply. |
PhilosopherPhilosopher adalah anggota Filosofi Ruang Hati yang berkontribusi melalui karya dan prestasinya Archives
February 2021
Categories |