Sebelum cerita ini terjadi, Aku bisa dibilang anak yang yah...‘kurang baik’. Tidak rajin kuliah dan suka main malam bersama teman-teman. Lalu Aku bertemu dengan seseorang yang bisa mengubah Aku menjadi ‘anak baik’, yang mulai rajin kuliah. Aku mencintai Dia dengan gila segila-gilanya. Saking gilanya, Aku sampai menganggap kalau orang itu akan menjadi pelabuhan terakhirku, menjadi jodohku yang terbaik.
Hmm... namun tidak berjalan seperti yang dibayangkan Ferguso. Dia yang Aku anggap orang terbaik justru malah godain temanku. Dan ya.. Aku tau karena temanku cerita kepadaku. Aku tidak diam begitu saja dong, ya Aku marah lah ke Dia. Aku bilang anggap saja kalau kita tidak pernah kenal sebelumnya. Aku gak terima kalau Aku diperlakukan seperti itu oleh Dia. Lalu Aku sengaja membuat status yang tujuannya untuk membuat Dia cemburu. Benar saja Dia cemburu, bahkan sampai marah. Akhirnya kita memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu. Semenjak itu, hubungan kami berakhir. Tapi, tidak dengan perasaanku. Entah apa yang Aku pikirkan saat itu, Aku terus berusana menghubungi Dia meskipun Dia tidak pernah merespons. Sampai kemudian suatu waktu, Aku dihubungi oleh seorang pria. Aku mengira kalau pria ini mendapatkan nomorku dari Dia, mantanku. “Mungkin dia balas dendam, makanya dia menyebarkan nomorku”, pikirku begitu. Suatu hari, pria itu mengajakku untuk bertemu. Aku mengiyakan ajakannya, karena suara yang Aku dengar ketika kami berbincang di telpon mirip mantanku. Dari sini, Aku berpikir bahwa jangan-jangan pria ini sebenarnya mantanku. Ternyata.... Yang Aku temui... Bukan.... DIA. Tetapi... Pria lain... Yang sudah BERISTRI. Aku tertipu oleh pria beristri. Hingga akhirnya istri dari pria tersebut marah padaku. Aku tidak tahu kalau pria itu beristri. Aku mengiyakan ajakannya untuk bertemu pun karena Aku kira Dia adalah mantanku. Aku hanya ingin kembali pada mantanku. Eh iya... Sebelum Aku bertemu dengan pria beristri inipun sebenarnya ada beberapa nomor lain yang menghubungiku, dan Aku menemui semua pemilik nomor-nomor ini karena Aku masih berharap kalau pemilik nomor ini adalah mantanku. Tujuanku menemui mereka semua tidak lain dan tidak bukan adalah karena Aku sangat ingin bertemu dengan mantanku. Setelah kejadian pria beristri ini, Aku menjadi sakit bahkan sampai masuk rumah sakit. Semenjak itu, Aku sadar kalau Dia bukanlah pelabuhan terakhirku, dan bukan lelaki terbaik yang akan menjadi jodohku. Ya sudahlah. Aku juga sudah tidak ingin menemui dia lagi. Semenjak itu, Aku mulai rajin kuliah lagi, dan yah bisa dibilang tidak nakal lagi. Tapi ternyata, setelah dipikir-pikir ada baiknya juga Aku mengenal mantanku ini, karena Dia adalah orang yang ku anggap bisa mengubahku menjadi rajin kuliah. Kalau tidak, sepertinya Aku tidak mungkin bisa menyelesaikan kuliahku. Terima kasih untuk pelajarannya, semoga cukup Aku saja yang kamu jadikan lelucon untuk menghibur kamu dan teman-temanmu karena Aku telah begitu bodoh mempercayai semuanya. Jujur saja, meskipun Dia adalah lelaki yang membuatku trauma, tapi akan Aku jadikan sebagai cerita indah dibalik trauma ku itu. Sekarang, Aku memutuskan untuk memberhentikan semua pola ini. Lagipula Aku sudah tidak memiliki perasaan apapun kepadanya. -M, 27 Tahun.
0 Comments
Leave a Reply. |
PhilosopherPhilosopher adalah anggota Filosofi Ruang Hati yang berkontribusi melalui karya dan prestasinya Archives
February 2021
Categories |